Pasang Iklan di Kereta Commuterline dan BuswaySelasa, 01 Januari 2019![]() Selanjutnya |
Artikel lainnya |
Samsung Galaxy S9 dan S9 Plus Hadir di IndonesiaSenin, 26 Februari 2018![]() Selanjutnya.. |
Notch Remover, Penghilang Lekuk pada Layar iPhone XRabu, 15 November 2017![]() Selanjutnya.. |
Artikel lainnya |
Ini benar-benar edan. Demi mendapat cacing puluhan orang dari desa di sekitar kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merusak dan menebangi pohon di kawasan taman itu sampai kerusakan hutan itu mencapai 20 hektare.
Mereka memburu cacing kalung (Pheretima aspergillu) yang biasa disebut juga cacing sonari. Perburuan itu dilakukan sejak Maret lalu dan kini semakin banyak penduduk ikut memburu cacing yang harga jualnya mencapai Rp 6 juta per kilo/kering.
Menurut pelaksana tugas Kepala Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Adison, permintaan cacing itu tinggi karena datang dari Cina. Di sana, cacing itu digunakan untuk keperluan kosmetik, obat-obatan, dan makanan trenggiling yang dipercaya bisa membuat hewan ini makin berkhasiat.
Petugas kehutanan kini menyisir dan mengejar para pelaku yang dalam memburu cacing tersebut berkelompok mencapai 20 orang per kelompok. Mereka warga kampung sekitar TNGGP yang merasa lebih gampang mendapat penghasilan dari mencari cacing ini ketimbang pekerjaan lain.
Untuk mencari cacing itu, kelompok ini masuk hutan berhari-hari dan mendaki gunung hingga ketinggian di atas 2.000 meter. Mereka menebangi pohon karena cacing ini pun banyak berada di batang-batang pohon selain juga di dalam tanah. Akibatnya hutan konservasi ini pun rusak "atas bawah."
Sekali jalan, mereka bisa mendapat sekitar sepuluh ember cacing yang jika dijual mencapai sekitar Rp 30 an juta yang kemudian dibagi-bagi.
Polisi hingga kini baru menangkap satu orang yang disebut sebagai penadah cacing-cacing tersebut. Tersangka "bos cacing" itu, Didin kini mendekam di sel tahanan Polres Cianjur. (Kur/Tpo)